Where will I go from here?

Kalau pas mau lulusan SMP, yang ada di otak kita cuma gimana caranya kita bisa keterima di SMA Negeri atau SMA favorit?

SMA? SMA kan cuma jenjang pendidikan lanjutan setelah SMP. Nggak akan berpengaruh besar dalam hidup. Pilihanmu cuma SMA atau SMK? Cuma dua. Nggak seberapa sulit sih kalo menurut Sefty.

Tapi akan berbeda cerita kalo sudah kata SMP mencari SMA diubah menjadi SMA mencari Universitas Negeri. Aduh aduh… Sebetulnya saya malas banget untuk bahas yang ini. Karena malah bikin bingung Sefty yang sekarang lagi duduk di kelas 12 dan semua guru mengingatkan kami tentang; Apa target kalian? Selain kalimat standart: Lulus dengan nilai bagus?

Apa target kalian?
Apa target kalian?

Si Bapak dan Ibu Guru tanya begitu kayak tanya; Harga pisang gorengnya berapa, sih?
Huaaaaaaa!! Ibu dan Bapak Guru. Pertanyaan Anda-anda ini tidak mudah di jawab. Nggak bisa dijawab asal bunyi, asal jeplak, asal nyeplos! Harus sudah pakai pemikiran yang matang dan menyesuaikan dengan realita. Sudah waktunya memikirkan akan jadi apa aku nanti.

Kalo dulu, setiap Sefty ditanya jadi apa. Jawabnya selalu ganti-ganti:
1.       Sefty mau jadi penyiar radio aja. Sampe dibela-belain sama Sefty ikutan kursus singkat tiga bulan, sekali pertemuan dalam seminggu, tapi mahalnya minta ampun! Hanya untuk mewujudkan keinginan sesaat Sefty yang pengen tau banget tentang dunia broascasting yang ternyata nggak semudah yang Sefty duga.
  
2.      Sefty mau jadi perawat! Ini nih cita-cita terlama Sefty. Nggak sesaat. Tapi ujung-ujungnya pupus juga setelah Sefty memutuskan untuk masuki jurusan Sosial waktu pemilihan jurusan di kelas 10. Sefty sudah nggak nyambung sama yang namanya fisika dan kimia. Mungkin kalo biologi nilai Sefty masih nggak jelek-jelek banget. Tapi kalo nilai fisika, kimia… beeh~ mentok-mentok nilainya 73 dari KKM yang 71. Ngepress banget, kan? Ho’oh! Makanya, Sefty ambil Sosial. Buat apa juga memaksakan diri. Semua yang dipaksakan itu hasilnya nggak akan sebagus yang dipilih dengan hati suka cita.

3.      Sefty mau jadi penulis novel! Wah ini juga termasuk dalam cita-cita terlama Sefty. Bahkan sampai sekarang wkwkwk. Kemarin baru ngirimin novel teenlit sih, tapi nggak tau deh bakal di terbitkan atau enggak. Keputusannya masih akan diberitahukan pihak penerbit, bulan depan. Doakan ya~ Mudah-mudahan terbit :D Aaamiiin~

4.      Sefty mau jadi fotografer, wartawan! Kalo ini Sefty emang kayaknya hobbi banget deh. Sukaaaaaa banget sama dunia yang kayak begitu. Nggak tau deh kenapa. Sampe Sefty ikutan jadi anggota redaksi majalah ecek-ecek sekolah. Jadi penulis selama satu periode dan pada periode kedua dipercaya jadi tukang foto beginner. Pernah dapet pengalaman juga waktu ikutan Jurnalis Blog Competition tahun lalu di acara Deteksi Jawa Pos Surabaya walaupun nggak menang sih… wkwkwk :D

5.      Alhamdulillah dream high-nya Sefty baru empat. Yang kelima nyusul ya~


Sefty jadi termenung deh, galau gitu. Mulai deh, alay. Hehe…
Kayaknya sudah cukup dulu cita-citaannya. Sudah waktunya saya memutuskan jalan hidup saya sendiri. Aduh mules nih nulisnya wkwkwk ketinggian nggak sih bahasanya? :p

Nggak akan mungkin saya bergantung dengan apa yang orang tua saya inginkan. Walaupun Ibuk sama Ayah tidak pernah memaksa Sefty untuk menuruti keinginan mereka. Lucky-nya Sefty, mereka selalu membebaskan Sefty memilih apa yang Sefty inginkan. Mereka hanya memberi fasilitas dan mengarahkan biar Sefty nggak “belok-belok” tapi Sefty jarang sih “belok-belok” paling ya… “Banting setir kanan banting setir kiri”.

Indeed. Memang seharusnya itu lah orang tua yang benar menurut Sefty. Tidak memaksakan apa yang mereka obsesikan kepada anak. Jadi anak kesannya nggak kayak boneka yang harus disetir orang tua. Cumaaaaa… bimbingan dan arahan orang tua itu nomer satu.

Alaah~ jadi ngelantur! Balik ke topik; Apa target saya?
Waktu Bu Siska, guru sosiologi Sefty, tanya hal ini pada kami dan beliau meminta kami menuliskan target kami tersebut pada lembar pertama di buku tulis sosiologi. Sefty menulisnya besar-besar. Agar Sefty selalu ingat dan merasa termotivasi. 
Targetnya Sefty nggak muluk-muluk.


Sefty hanya menulis:

·         Setidaknya di kelas tiga ini saya nggak boleh males-malesan lagi.
·         Lulus UNAS dengan nilai memuaskan.
·         Pengennya kuliah kalo nggak di UNESA, UNAIR atau UB (masih dirundingkan sama orang tua, Bu). Ambil jurusan (InsyaAllah) --> Sastra Inggris atau Bahasa Inggris.
·         Ibu Sefty pengennya Sefty jadi guru, kayak beliau. Tapi Sefty (setelah dipikir-pikir menurut minat dan bakat) Sefty pengen jadi interpreter novel-novel Inggris-Indonesia (keren, kan?) :)

Setelah Bu Siska baca tulisan Sefty above, beliau hanya ber-cia-cie dan berkata: Oh I see. Jurusan Sastra Inggris bagusnya di UNAIR, Sef.

Iya, Bu. UNAIR. Universtas Airlangga. Yang terkenal bonafit, mahasiswanya pinter-pinter, bangunannya megahnya nauzubillah dan mahal, itu kan? 

Aduuuuh~ wajah Sefty langsung hopeless banget.
Sampe pulang sekolah, kalimat Bu Siska kayaknya nempel banget di otak. Dan masih bikin hopeless! Sampai Sefty menemukan quotes ini di twitter :


Waiting for the right one is an excuse for those who aren’t brave enough to try. Be brave. Don’t block your dreams!

Stay strong! Never give up!

There are only two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle. The other is as though everything is a miracle.

Pray! Get strength to move on and God will direct your path in whatever it is.


Eleh-eleh…
Nyindir banget deh ini quotes.
Be brave! Don’t block your dreams! Never give up! Everything is a miracle! Get streght to move on! Pray! God!

Saya jadi mulai punya sedikit harapan lagi. Hehehe…

Bahwa untuk mendapatkan sesuatu itu memang nggak mudah. Dan itu lah gunanya keberanian, rasa pantang menyerah, keajaiban, kekuatan, do’a, dan... Allah :) Our Lord.

Jangan ada rasa pesimis. Berdo’a dan berusaha saja. Remember that our God has never slept. Allah nggak pernah tidur. Allah selalu menolong kita disaat kita membutuhkan. Allah selalu ada. Selalu mendengar do’a kita dan melihat usaha kita. Tidak ada yang bisa men-judge bahwa seseorang “tidak bisa”, karena yang bisa berkata seperti itu hanya Allah. Rizki jatuh kepada setiap orang. Tidak pandang bulu. Cantik, ganteng, kaya, miskin, sehat, cacat, pintar dan bodoh. Semua orang punya kesempatan. Setiap orang punya hak untuk mewujudkan mimpinya, cita-citanya, harapannya. Tapi, semua itu ada di tangan kita. Apakah kita mau berusaha dan berdo’a. 

Ingat selalu,  
Allah always beside us.
Jangan takut untuk mewujudkan mimpimu asal kita mau mencoba dan berusaha. Allah tidak akan memberikan apa yang kita inginkan tanpa ada usaha untuk mendapatkannya. Terus mencoba. Tapi jika sudah berusaha dan berdo'a kita belum bisa mendapatkannya, anggap saja hal itu tidak baik untuk kita dan untuk hidup kita. Raih mimpi-mimpimu yang lain...
Keep learning :)


Do’akan yang terbaik untuk Sefty. Untuk hidup Sefty. Dan untuk masa depan Sefty :)

Eat try, pray, love

         Sefty 

4 comment(s):

  1. pernah dengar kalimat ini ga, "menceritakan mimpi-mimpi itu adalah bagian dari perwujudan kenyataan dari mimpi-mimpi itu"...

    teruslah bermimpi dan bercerita.. dan semoga mimpimu berubah menjadi kenyataan...amiin...

    ehm..ehmm..... :D

    ReplyDelete
  2. @Mba Tina: Iya :)

    @Mas Sam: Subhanallah... Aaamiiiin~ Trimakasih do'anya :)

    ReplyDelete
  3. Di baca lagi toh -_- masa' majalah eek sih -_-"

    ReplyDelete

Thanks for the comment, guys. Avoid spam comment, huh? ^^